![]() |
Ilustrasi Karet Mentah Kering. |
Barito Timur
polkrim-news.com || Saat ini harga karet mentah turun drastis di kalangan pengepul wilayah Barito Timur, rata-rata harganya berada dibawah Rp 8000,- per Kg hanya sedikit yang diatas harga tersebut.
Siffu Herdiman, warga Desa Lenggang mengatakan, Harga Karet Bartim Anjlok dari Rp. 13.000,- menjadi Rp. 8000,- per Kg, bahkan Aris Supriyono warga Desa Sumur menyampaikan saat ini harga diwilayahnya hanya berkisar Rp. 6000,- hingga Rp. 7000,- saja.
Dwi JM seorang pengamat ekonomi mengatakan anjloknya harga tersebut lantaran harga Karet Alam di SGX SICOM juga mengalami penurunan drastis. Sejak 8 April 2025, Harga Karet Kering di SGX SICOM dengan Kadar 100% ditutup dengan harga Rp. 26.884 perkg atau Us Cent 163.1. Padahal sebelumnya hingga akhir Maret 2025, harga masih dikisaran Rp. 32.846,- perkg atau Us Cent 199.6
Selanjutnya untuk harga Karet Kering dengan Kadar 70% Rp. 18.819 perkg, Kadar 60% Rp. 16.130,- perkg-, Kadar 50% Rp. 13.442,-, perkg, Kadar 40% Rp. 10.754,- perkg dan Kadar 30% Rp. 8.065,- perkg, kata Dwi
Lebih lanjut Dwi mengatakan, SGX SICOM merupakan salah satu komoditas utama di Asia yang menjadi barometer kondisi pasar global untuk perdagangan karet alam.
Menurut Dwi, jika harga karet alam di Bartim saat ini berada antara level 6000, 7000 dan dan 8000 rupiah, maka produksi Kadar Karet Keringnya berada dilevel dibawah 60%. Ditengah situasi ketidakstabilan harga karet, maka untuk menjaga kesejahteraan petani karet secara berkelanjutan yang harus diupayakan sesegera mungkin adalah bagaimana meningkatkan prosentase Kadar Karet Keringnya.
Mantan Ketua HKTI Bartim, Marinus yang saat ini menjabat sebagai Kepala Desa Jaweten Kecamatan Dusun Timur, Sabtu, 12 April 1925 mengatakan, sejak dulu harga karet tidak pernah stabil karena tergantung harga pasar dunia dan harga karet juga dipengaruhi persentase Kadar mutunya.
Seanjlok-anjloknya harga karet jika petani mampu meningkatkan kualitas Kadar mutunya diatas 80%, maka petani karet masih bisa bernafas, ucap Marinus.
Saya ingin bertanya sekaligus mengingatkan, mana janji rombongan para pejabat atas nama Tim Ekonomi Kerakyatan yang akan merealisasi hasil dari rangkaian kegiatan-kegiatan studi banding untuk meningkatkan Mutu Bahan Olah Karet atau BOKAR dan pemasaran?, Salah satu rangkaian kegiatan studi banding itu adalah ke Pontianak Kalbar, Pebruari 2022 lalu, tanya Marinus. Jawabnya belum ada.
Yang lalu biarlah berlalu, namun kita berharap kepada Pemkab Bartim periode saat ini tidak perlu banyak program untuk petani karet, cukup bagaimana nanti, pertama mendampingi Koperasi-Koperasi Merah Putih di Desa yang akan segera terbentuk, untuk menampung dan mengelola hasil karet alam petani, kedua bagaimana koperasi ini nanti dapat bekerja sama dengan pabrik-pabrik karet dan ketiga bagaimana peran Pemkab Bartim melakukan upaya-upaya meningkatkan Standart Mutu Bahan Olah Karet (BOKAR) untuk petani agar tidak hanya menjadi slogan seperti sebelum-sebelumnya, tegas Marinus.
Saya juga menginisiasi, koperasi merah putih ini nanti juga akan membentuk kelompok tani karet untuk mengawasi Bokar itu, sehingga para petani karet dapat menjamin mutu karet olahannya, dan ketika ada anggota kelompok petani karet curang terkait mutunya maka segera di beri sangsi atau di keluarkan dari anggota kelompok petani karet tersebut, Pungkasnya.(Yan/Hs)
Posting Komentar